• Media type: E-Article
  • Title: Usaha perantau Minangkabau di Kota Yogyakarta dalam membina hubungan dengan kerabat asal
  • Contributor: Kuncorowati, Puji Wulandari; Widihastuti, Setiati; Nurhayati, Iffah
  • Published: Universitas Negeri Yogyakarta, 2018
  • Published in: Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 15 (2018) 1, Seite 26-36
  • Language: Not determined
  • DOI: 10.21831/jc.v15i1.16087
  • ISSN: 2541-1918; 1829-5789
  • Keywords: Industrial and Manufacturing Engineering ; Polymers and Plastics ; Business and International Management
  • Origination:
  • Footnote:
  • Description: Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan latar belakang masyarakat Minangkabau yang terhubung dengan kerabat asal mereka. Bagi lelaki Minangkabau, bermigrasi berarti suatu keharusan, perjalanan awal untuk menjadi orang dewasa, mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Beberapa alasan untuk bermigrasi adalah (a) untuk kehidupan yang lebih baik; (b) untuk belajar; (C) perlawanan sistem matrilineal. Faktanya bahwa walaupun mereka merantau, mereka masih terhubung dengan kerabat aslinya. dalam beberapa bentuk, seperti bantuan keuangan untuk sepupu mereka, menjaga warisan leluhur, dan penggalangan dana untuk mengembangkan tanah leluhurnya. Selain itu, jejaring sosial baru didirikan untuk memahami tantangan baru dan untuk mengatasi kejutan budaya baru di tanah rantau.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------This essay was aimed at describing the background of Minangkabau society sustains their connection with homeland. For Minangkabau man, it is an obligatory task to migrate, the initiation to become fully adult, preparing for better life. The reasons for migration are (a) for a better life; (b) to learn; (c) to resist against matrilineal system. The fact is that they are still attached to their origin with some forms such as financial support for their cousin/nephew, to preserve sacred heritage, and to conduct fund-raising for their homeland. Furthermore, social networks were established to overcome the new challenges as well as cultural lag in a broad.